Perekonomian Indonesia Meningkat 4,5 Persen di Kurtal III 2021

Rabu, 29 Desember 2021

Foto: Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati

Pada Maret 2020 tahun lalu, Indonesia mulai terpapar virus, yang diketahui berasal dari pasar Wuhan China, yaitu virus Covid-19.

Virus ini mulai masuk dan menggerogoti tubuh manusia, sehingga paling parah dapat merenggut nyawa seseorang.

Pandemi ini telah memberi dampak yang besar bagi sendi kehidupan masyarakat dunia, terutama di bidang perekonomian. Dampaknya yaitu melemahnya tingkat konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat secara luas.

Karena masyarakat cenderung berada di rumah. Sehingga banyak aktivitas yang bisa dilakukan, termasuk dari aktivitas yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, seperti memasak.

Alhasil, masyarakat tidak membeli makanan di luar, karena adanya perasaan cemas untuk bertemu orang di luar rumah, serta menurunnya angka investasi. Karena para investor yang kurang percaya, dan takut untuk berinvestasi akibat dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan income.

Kemudian, terjadilah pelemahan ekonomi sektor nasional, yang menjadi tantangan bagi pemerintah daerah maupun nasional untuk bisa memperbaikinya kembali.

Pemerintahpun mulai mengeluarkan berbagai kebijakan, dengan harapan bisa memutus mata rantai covid-19, serta bisa memulihkan kembali keadaan perekonomian indonesia. Mulai dari memberlakukan PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) hingga kebijakan mengenai kewajiban setiap warga negara indonesia untuk melakukan vaksin.

Beberapa cara yang dilakukan oleh pemerintah, dibantu dengan lembaga sosial telah membuat perekonomian indonesia mulai mengalami pertumbuhan sedikit demi sedikit.

Pada kuartal I (Januari-Maret) dan II (April-Juni) tahun 2021 perekonomian negara seakan diuji dan harus bertahan dengan cara apapun. Akhirnya pada kuartal III ( Juli-September) terjadi pertumbuhan 4,5 persen, dalam perekonomian negara Indonesia. Hal ini didukung dengan keoptimisan menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang tercantum dalam artikel Kemenkeu.go.id .

Pemulihan yang terjadi menjadi bukti bahwa telah terjadi perbaikan pada aktivitas ekonomi masyarakat kita, semenjak kita mengikuti kebijakan dan patuh akan protokol kesehatan. Berbagai cara kita lakukan untuk kembali memperbaiki keadaan ekonomi, hingga indikator belanja masyarakat meningkat dan mulai berjalan seperti biasa.

Menurut data yang ada di internet, terjadi kenaikan penjualan kendaraan niaga, hingga sembilan kali lipat. Penjualannya masih naik hingga 60 persen dari tahun ke tahun, surplus non migas juga mengalami kenaikan kinerja komulatif di tahun 2021, dibandingkan dengan tahun 2020 Indonesia, telah mengalami surplus neraca perdagangan hingga 16 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus ini masih berlanjut hingga September 2021 sebesar 4,37 miliar dollar AS. Perkembangan ini didukung perbaikan ekspor, peningkatan dalam konsumsi masyarakat dan investasi. Di gambarkan bahwa, pada kuartal ke empat, perekonomian indonesia akan kembali mengalami pemulihan dan peningkatan.

Berbagai recovery yang terjadi telah memberi optimis bagi kita semua untuk perekonomian indonesia yang lebih baik lagi kedepannya.

Namun penguatan dan peningkatan kualitas kinerja fiskal ( segala urusan yang berkenaan dengan pajak / pendapatan negara yang berasal dari masyarakat) harus dibarengi dengan kewaspadaan terhadap perekonomian global .

Persaingan dengan negara tetangga atau negara-negara Eropa juga harus menjadi prioritas untuk lebih diperhatikan lagi. Tiongkok, Amerika serikat dan negara di Eropa diyakini akan memberi pengaruh ekonomi di kuartal IV nantinya. **

Penulis : Dina Savira, Mahasiswa S1 Prodi Manajemen FEB Universitas Riau