Melirik Okura dengan Ritual Pengobatan Deo Kayangan Melalui Pendokumentasian

Ahad, 08 Oktober 2023

Foto: Datuk Damai dan Ketua Koordinator Tim, Wilda Srihastuty Handayani Piliang, SPd MPd (kanan). Ist

PEKANBARU, RAJA RIAU- Masyarakat Melayu Okura di Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, kini sudah menjadi sorotan. Terutama dalam upaya pendokumentasian ritual pengobatan Deo Kayangan.

Kegiatan ini bertujuan, untuk melestarikan dan memahami lebih dalam praktik pengobatan tradisional, yang memiliki nilai khusus dalam budaya Melayu Okura. Lebih dari itu, kegiatan juga merupakan langkah yang sangat penting, dalam melestarikan dan mengabadikan warisan budaya, yang kaya dan berharga.

Koordinator Tim Pendokumentasian Ritual Pengobatan Deo Kayangan pada Masyarakat Melayu Okura, Wilda Srihastuty Handayani Piliang, SPd MPd menjelaskan, bahwa kegiatan ini sudah menghasilkan dokumentasi audiovisual, tentang tradisi pengobatan Deo Kayangan, sejarahnya, serta makna ritual tersebut dalam budaya Melayu Okura.

"Kegiatan dokumentasi yang didanai oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV ini, sudah selesai dalam proses editing, pada, Sabtu (7/10/2023), serta berhasil mengabadikan tradisi pengobatan Deo Kayangan, dalam upaya pelestariannya. Sebab ini merupakan bagian penting dari warisan budaya Melayu Okura," kata Wilda Srihastuty Handayani Piliang, kepada wartawan.

Untuk diketahui, Tim ini bertanggung jawab atas perencanaan, koordinasi, dan pengawasan proyek secara keseluruhan. Tim terdiri dari berbagai anggota yang memiliki peran khusus, seperti videografer Sefriyandi, fotografer Idrus, penyunting video Azhar Bambang Gultom, penyunting foto Iyai Susanti, pelatih tari Sri Arbi Yusrika, pemain Bebano dan pembaca syair Wak Atan, serta tim logistik yang dipimpin oleh Listi Mora Rangkuti dengan bantuan asisten logistik Kartika Nadim Fatwa.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa dokumentasi yang dihasilkan, akan menjadi sumber berharga untuk generasi mendatang. Pembuatan dokumentasi berupa audiovisual, adalah langkah yang penting untuk memastikan, bahwa informasi dan dokumentasi tentang Deo Kayangan tetap dapat diakses oleh peneliti dan masyarakat secara luas, agar masyarakat memahami dan mengapresiasi praktik pengobatan tradisional dalam budaya Melayu Okura.

"ini membantu dalam menyebarkan pengetahuan tentang budaya Melayu Okura. Hal ini akan membantu dalam mempertahankan keberlanjutan tradisi ini," terangnya lagi.

Pendokumentasian Ritual Pengobatan Deo Kayangan pada Masyarakat Melayu Okura di Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, lanjut Wilda, memiliki beberapa urgensi yang esensial.

Pertama, penting untuk melestarikan budaya dan warisan takbenda, karena praktik ini merupakan bagian integral dari identitas budaya masyarakat Okura. Kedua, ritual ini memiliki nilai historis dan antropologis yang tinggi, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang aspek-aspek sejarah, sosial, dan religius yang terkait.

Ketiga, dokumentasi ini dapat meningkatkan penghargaan terhadap budaya lokal, memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat setempat, serta berpotensi sebagai daya tarik pariwisata budaya yang berkelanjutan.

Keempat, melalui kolaborasi aktif dengan masyarakat lokal, pendokumentasian ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang praktik pengobatan Deo Kayangan dan nilai-nilai terkait, serta membangun hubungan yang kuat antara peneliti dan komunitas lokal, meningkatkan partisipasi mereka dalam pelestarian budaya.

"Ternyata membuat dokumenter itu tidak semudah yang dibayangkan selama ini. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan video, foto, dan informasi yang akurat dalam pembuatan dokumenter ini," paparnya.

Kemudian, masih keterangan Wilda, setelah proses pengambilan gambar selesai, masih ada tahap penyuntingan, penyulihan suara, dan efek khusus yang memerlukan waktu dan keterampilan khusus. Semua ini berkontribusi pada hasil akhir dokumenter.

"Untuk diketahui saja, kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap. Persiapan awal yang dilaksanakan sejak tanggal 22 Juli 2023 lalu, mencakup pemahaman budaya lokal, koordinasi dengan pemangku adat, dan penyusunan rencana pengumpulan data," sebutnya.

Hari pelaksanaan dilakukan dengan pengaturan lokasi, koordinasi tim, pendekatan hormat terhadap nilai-nilai budaya, pengambilan gambar, dan pencatatan lapangan. Pasca-pelaksanaan melibatkan proses penyuntingan video dan foto, penyajian hasil dokumentasi kepada masyarakat, serta penghargaan kepada masyarakat Melayu Okura atas kerjasama dalam melestarikan warisan budaya mereka.

"Jadi, kegiatan ini dilaksanakan di halaman rumah Wak Atan, pada Jumat malam (28/10/2023), dengan Datuk Damai (dipanggil juga dengan sebutan Datuk Tunggal) dan Wak Atan sebagai narasumber penting, yang memiliki peran signifikan dalam budaya Melayu Okura," katanya.

"Seluruh kegiatan, dilakukan dengan hormat dan sensitif terhadap budaya lokal, dan hasil pendokumentasian disajikan, dalam bentuk dokumenter untuk membagikan kekayaan budaya ini kepada lebih banyak orang," tambahnya.

Dalam rangka meningkatkan manfaat dan dampak positif dari kegiatan Pendokumentasian Ritual Pengobatan Deo Kayangan, berikut adalah beberapa saran untuk pertimbangan.

Terus melibatkan komunitas Melayu Okura, dalam proses pelestarian budaya ini dengan mengadakan latihan-latihan baik tarian, nyanyian, dan musik agar proses regenerasi terus berlanjut.

Mendorong partisipasi generasi muda dalam pelestarian budaya adalah penting. Mereka dapat menjadi agen perubahan, dalam memastikan bahwa tradisi ini terus hidup dan relevan di masa depan.

Ini dapat membantu membangun kapasitas lokal, dalam menjaga tradisi mereka sendiri. Selain itu, penting untuk melakukan evaluasi berkala, terhadap dampak dan efektivitas proyek ini, serta mengadopsi perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan hasilnya.

Terus mempromosikan dokumentasi dan informasi mengenai Deo Kayangan, melalui media sosial, situs web, dan platform daring lainnya juga tidak kalah penting, agar dapat diakses oleh lebih banyak orang.

"Pendokumentasian Ritual Pengobatan Deo Kayangan, adalah contoh yang luar biasa dari cara pelestarian budaya dapat dicapai melalui upaya kolaboratif yang komprehensif. Dengan perhatian terus-menerus terhadap saran-saran ini, warisan budaya Melayu Okura dapat tetap hidup dan berkembang untuk generasi mendatang," paparnya. (Rilis)